Meningkatnya Peserta Ujian Masuk UGM

Yogya, KU

Jumlah peserta Ujian Tulis Ujian Masuk (UTUL UM) UGM meningkat dari tahun-ke tahun. Lihatlah, tahun 2007, pesertanya mencapai 30.777 orang. Tahun 2008, pesertanya naik menjadi 34.428 orang. Tahun 2009, pesertanya naik lagi menjadi 44.565. Mengapa?

Ada dugaan bahwa kenaikan peserta UTUL UM UGM disebabkan oleh bertambahnya jumlah lokasi UTUL UM UGM. Tahun 2008, UTUL UM UGM dilaksanakan di sepuluh kota. Tetapi, tahun 2009, ia dilaksanakan di 12 kota di seluruh Indonesia.

Khusus untuk tahun 2009, peserta UTUL UM UGM yang mengadu kemampuan di Yogyakarta tercatat 23.618 orang. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding tahun 2008 yang mencapai 20.958 peserta. Kenaikan jumlah peserta UTUL UM UGM juga terjadi di kota-kota lain. Di Jakarta misalnya, jika di tahun 2008 diikuti 4.120, maka jumlah itu naik menjadi 6.297 di tahun 2009. Di Pekanbaru 2.304 peserta (tahun 2008) menjadi 3.025 (tahun 2009), Madiun 1.584 (tahun 2008) naik menjadi 2.338 peserta (tahun 2009), Tangerang 1.538 peserta (tahun 2008) menjadi 2.028 (tahun 2009), Cirebon 1.072 peserta (tahun 2008) menjadi 1.366 (tahun 2009), Palembang 819 peserta (tahun 2008) menjadi 1.344 (tahun 2009), Balikpapan 780 peserta (2008) menjadi 943 peserta (tahun 2009),Bandar Lampung 683 peserta (tahun 2008) menjadi 708 (tahun 2009), Lhokseumawe 489 peserta (tahun 2008) menjadi 810 (tahun 2009). Sementara di dua kota yang baru dibuka, di Semarang diikuti 1.728 peserta dan Batam dengan 360 peserta.

Terkait dengan prestasi UGM

Terkait kenaikan jumlah peserta ujian tulis UM UGM 2009, Direktur Administrasi Akademik UGM, Dr. Budi Prasetyo, DESS., DEA , merasa senang dan bersyukur. Sebab dengan kenaikan tersebut menunjukkan bila prestasi UGM semakin diterima masyarakat. "Dengan prestasi yang dicapai oleh UGM, yang didukung publikasi yang dilakukan, menjadikan masyarakat lebih tahu. Dengan capaian-capaian prestasi selama ini, menjadikan masyarakat lebih memiliki pilihan, yang akhirnya menentukan pilihan akhir ke UGM," paparnya.

Pak Budi pun mengakui bila promosi-promosi yang dilakukan UGM semakin efektif. Apakah promosi yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, penyebaran leaflet atau yang lainnya, termasuk beberapa promosi yang dilakukan fakultas-fakultas di lingkungan UGM. "Bahkan ada fakultas yang memasang iklan di majalah Garuda Indonesia. Sebagai contoh pula, beberapa waktu silam UGM memasang iklan di Kompas, dua kali di halaman Kompas nasional," tambah Pak Budi.

Meski begitu, Pak Budi tidak melihat kenaikan peserta ujian tulis UM UGM tahun ini terkait kecenderungan kelulusan SMU secara nasional. Bahkan dirinya belum bisa memprediksikan kelulusan SMU tahun 2009.

Menyikapi Hasil Ujian Tulis UM UGM 2009

Sementara itu, menyikapi peningkatan 10 ribu peserta ujian tulis UM UGM 2009 ini, Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D secara khusus menyampaikan pesan-pesannya. Dirinya sangat terharu melihat peningkatan pendaftar ujian tulis UM UGM. "Tentu saja, akan semakin banyak pendaftar yang tidak lolos masuk ke UGM tahun 2009 ini. Untuk itu, UGM meminta maaf kepada masyarakat yang putera-puterinya tidak dapat diterima. Bahkan saat ini sesungguhnya banyak perguruan tinggi di Indonesia yang mutunya makin baik. Hal ini berarti bahwa selain di UGM masih banyak perguruan tinggi lain, sebagai tempat belajar dengan mutu yang baik," ungkap Pak Djarwadi.

Untuk meyakinkan hal itu, Pak Djarwadi menjelaskan bahwa UGM telah mengembangkan jejaring dengan banyak perguruan tinggi di Indonesia. Yaitu sebuah bentuk kerja sama untuk saling memperkuat dalam peningkatan mutu sehingga makin cepat menempati posisi tinggi di tingkat dunia. Bahkan dari kerja sama tersebut, beberapa program khusus di UGM dalam bidang pembelajaran telah dengan mudah dapat diakses dari perguruan tinggi lain. "Contohnya adalah jaringan lewat jaringan internet khusus yang terkoneksi 33 perguruan tinggi di luar UGM, telah sangat lancar berjalan," tambahnya.

Pak Djarwadi juga mengharapkan agar masyarakat tidak risau dan tergelincir pada rayuan penipuan yang mungkin ada dengan cara berbohong dapat memfasilitasi masuk UGM. Karena, hasil tes masuk UGM selalu dirapatkan secara transparan oleh panitia dengan semua Dekan Fakultas sehingga tidak mungkin ada pihak-pihak yang dapat memberikan fasilitas untuk membantu masuk UGM dengan cara membayar kepada seseorang.

"Oleh karena itu, bila ada pihak yang meminta uang dalam kaitan dengan janji fasilitasi memasukkan ke UGM, harap dilaporkan kepada UGM dan polisi. Karena hal itu bisa diusut sebagai tersangka pelaku penipuan. Sementara, semua urusan finansial berkaitan dengan test ujian tulis dan pendaftaran ke UGM bagi yang diterima, telah diumumkan secara resmi lewat liflet yang sama persis dengan yang dimuat di website UGM, tidak ada yang lain lagi," tegas Pak Djarwadi.

Daya Tampung

Menanggapi himbauan Pak Djarwadi tersebut, Pak Budi mengingatkan untuk tidak percaya pada janji-janji dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab, baik dari eksternal maupun internal UGM. Karena kenyataan, tidak ada orang yang bisa memasukkan putera-puterinya kuliah di UGM. "Orang-orang itu nggak benar. Wong kita seleksinya pakai mesin," imbuhnya.

Meski begitu, Pak Budi tidak menampik kenyataan bila setiap tahun selalu ada modus-modus semacam ini. Perjokian atau orang-orang yang bergentayangan menjanjikan masuk UGM. mereka yang menjadi sasaran adalah orang-orang yang memiliki kesempitan, tapi punya fasilitas.

"Mereka inilah yang menjadi target, yang mudah untuk dirayu seperti itu. Karenanya kita akan kenakan sanksi. Kalau orang dalam akan kita keluarkan dan laporkan polisi. Termasuk perjokian, entah itu yang terlibat mahasiswa UGM, ya secara hukum kita serahkan pada polisi, dan secara internal kita keluarkan. Kalau calon mahasiswa jelas-jelas kita keluarkan," tambahnya.

Selain itu, meski belum ada kepastian, UGM akan berusaha merubah daya tampung, karena alasan tertentu. Namun, melihat ketersediaan infrastruktur dan ditutupnya program swadaya, kemungkinan itu tidak tertutup. "Hanya saja sampai kini kita masih menunggu konformasi dari dekan-dekan

0 komentar:

Posting Komentar