29 September, Microsoft Rilis Antivirus Gratis

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com – Versi beta dari software antivirus gratis milik Microsoft dijadwalkan melepaskan sebutan beta-nya hari ini. Software Microsoft Security Essential yang tersedia secara terbatas dalam versi beta sejak Juni lalu itu disebutkan akan go live untuk semua orang. Software akan meng-update signature antivirusnya setiap hari sehingga bisa menghadapi ancaman-ancaman baru.


"Microsoft Security Essentials, tawaran sekuriti bagi konsumen yang gratis dan sangat ditunggu-tunggu, akan dirilis untuk umum tanggal 29 September, “ begitu pernyataan Microsoft seperti dikutip situs v3. Microsoft Security Essentials ini ditawarkan pada para pengguna di 19 negara, termasuk Australia, Austria, Belgia, Belanda, Brasilia, Canada, Perancis, Jerman, Irlandia, Israel, Italia, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Switzerland, Inggris, dan AS.


Microsoft menegaskan bahwa mereka tidak akan berkompetisi dengan para raksasa vendor sekuriti seperti Symantec dan McAfee, yang memiliki suite sekuriti berbayar. Microsoft bermaksud menyasar lebih banyak orang yang selama ini tidak memiliki software antivirus.


Security Essentials terlahir dari upaya pertama Microsoft akan software sekuriti, yang disebut OneCare. Sayangnya OneCare gagal menarik minat konsumen maupun OEM utama dan Microsoft mengatakan menghapuskan suite itu tahun lalu.



Read More......

Windows Mobile 7: OS untuk Ponsel Jejaring Sosial?

SAN FRANCISCO - Windows Mobile 6.5 atau Windows Phone baru akan datang sekitar Oktober mendatang. Akan tetapi, Microsoft telah berancang-ancang untuk menjadikan Windows Mobile 7 sebagai kunci kesukesesan mereka di ponsel khusus jejaring sosial.

Memang, Windows Mobile 7 masih terlalu dini untuk dikupas kekurangan dan kelebihannya. Apalagi beredar kabar, sistem operasi (OS) ini akan hadir satu tahun setelah Windows Phone diluncurkan. Ini semakin diperkuat dengan kesiapan sebagian karyawan untuk menyiapkan Windows Mobile 7.

Kendati demikian, arah jalan Windows Mobile 7 sudah nampak diperuntukkan bagi ponsel yang mengkedepankan fitur-fitur jejaring sosial. Fakta tersebut semakin diperkuat dengan pernyataan salah satu petinggi Microsoft unit Windows Mobile, " yang mengatakan 'jejaring sosial' dan 'ponsel' adalah dua fitur yang cepat berkembang sebagai fenomena sosial-budaya yang sangat mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan satu sama lain.

"Windows Mobile 7 kami kembangkan untuk ponsel yang berisi konten beragam untuk menfasilitasi jejaring sosial, seperti berbagi foto, teman, event dan video," terang sumber yang memegang jabatan Senior Program Manager untuk Windows Mobile, yang dilansir PC World, Senin (21/9/2009).

Ini tentunya menjadi bukti kuat kalau, Microsoft ingin untuk membangun sebuah "mobile platform sosial" yang akan mendorong para pengembang untuk menciptakan aplikasi terfokus untuk sistem sosial (srn)


oleh Alfan Zidni


Read More......

Ini Dia...Negara dengan Daya Saing TI Paling Top



Washington - Amerika Serikat (AS) berhasil menduduki rangking 1 dalam hal daya saing di bidang Teknologi Informasi (TI), mengalahkan negara Finlandia yang berada di nomor 2.

Hasil ini mengacu pada survei tahunan yang dilakukan oleh Business Software Alliance pada 66 negara di seluruh dunia. Survei dilakukan untuk mengetahui negara mana yang memiliki sektor teknologi informasi yang paling kompetitif.

Poin-poin yang digunakan dalam survei tersebut antara lain tentang iklim bisnis di negara bersangkutan, daya saing infrastruktur teknologi, transparasi dan kekuatan sistem legalnya, serta kekuatan sumber daya manusianya.

Amerika, sebagai markas dari perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Oracle, Intel, Apple, HP, Google memang langganan juara satu dalam urutan ini. Namun meski begitu, untuk kategori lain, ia harus mengaku kalah dengan negara-negara lain.

Untuk kategori riset dan pengembangan misalnya, posisinya berada di belakang Kanada, Singapura dan Israel.

Ingin tahu urutan negara-negara lain dalam kategori daya saing di bidang TI? Setelah AS di posisi puncak, beberapa di antaranya adalah Finlandia di rangking ke-2, kemudian dibuntuti oleh Swedia, lalu Kanada. Tempat 5 dan 6 masing-masing diduduki Belanda dan Inggris Raya.

Dalam urutan ini, yang mengalami penurunan drastis adalah negara Taiwan dan Korea Selatan di mana tahun ini masing-masing ada di posisi 15 dan 16, padahal sebelumnya mereka ada di 10 besar. ditulis oleh Alfan Zidni

Read More......

“Wireless Electricity” Diambang Pintu Industri Listrik dan Batere Ponsel Masa Depan

Ada berjuta bahkan bermilyar orang pengguna ponsel sedunia yang hingga sampai hari ini akan merasa diri cukup kerepotan dalam aktivitas penggunaan ponsel sehari-hari, yakni ribet untuk urusan pengisian ulang batere ponsel. Saat ketika perangkat charger batere tertinggal orang kadang pusing tujuh keliling meminjam sana-sini; berhubung saat ini bermasalah perihal konektor charger yang berbeda antara satu merk dengan merk lainnya.

Kabar baiknya sudah terdengar upaya menyeragamkan standar konektor alat pengisian batere dari merk-merk terkemuka global: LG, Motorola, Nokia, Samsung, dan Sony Ericsson yang diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2012 seusai ajang pertemuan industri seluler GSM 2009 Mobile World Congress di Barcelona awal tahun 2009 yl. Perangkat konektor jenis micro-USB dipilih sebagai standar universal charger telepon seluler masa depan. Menurut CEO GSMA ROb Conway langkah ini jelas akan menjadikan : “ ...make life easier ” bagi sekitar 3 milyar pengguna ponsel di seluruh penjuru dunia.

Langkah yang lebih maju telah digagas Peneliti dari universitas terkemuka MIT di AS yang telah melansir temuan yakni mengedepankan riset “Witricity”. “Witricity : Wireless Electricity” yakni suatu pendekatan baru untuk mentransfer listrik yakni untuk dapat mengisi ulang ponsel atau bahkan perangkat komputer sama sekali tanpa kabel. Transmisi daya listrik ditransfer melalui media udara dengan menerapkan prinsip resonansi yakni berlangsung bebas lewat media udara.
Pada dasarnya prinsip ini mengacu karakteristik fisika pada saat dua benda beresonansi pada frekuensi yang sama dapat melaksanakan pertukaran muatan listrik secara langsung dengan efisien tanpa dampak negatif yang mempengaruhi kondisi keadaan benda apapun yang berada disekeliling. Prinsip resonansi yang berlangsung pada frekuensi rendah gelombang elektromagnetik menjadi fokus inti kajian “Witricity”.

Kajian “Witricity” ini dilaksanakan oleh ahli Fisika Marin Soljacic dkk dari MIT yang menyajikan riset yang memiliki visi agar penyaluran arus listrik dapat disalurkan secara nir-kabel namun berjalan efisien serta diyakini aman tidak berdampak negatif apapun. Dalam visi riset “Witricity” dunia dapat terhindar dari kerepotan karena harus mengandalkan bentangan ribuan mil kabel listrik yang bahkan terkadang kurang aman baik untuk peralatan listrik yang dipakai ataupun lingkungan. Sekaligus juga bahwa kalangan konsumen pada masa depan akhirnya bisa terbebas dari industri batere sekarang yang menghasilkan produk yang berbiaya mahal dan sesungguhnya tidak cukup efisien.

Eksperimen temuan terkini ilmuwan Marin Soljacic dkk telah sempat muncul dalam ajang konferensi TED Global yang berlangsung di Oxford - Inggris mid Juli yl dengan demo pengisian ulang batere ponsel untuk perangkat iPhone dan Google G1 sama sekali tanpa kabel namun cukup dengan menyalakan sebentuk alat clip-on yang disematkan pada ponsel yang terpisahkan dengan sumber catu daya listrik. Demo juga menampilkan perangkat televisi nir-kabel yang dinyalakan berkat penerapan sistem “Witricity” ini.

Diungkapkan oleh Soljacic selaku penggagas sistem “Witricity” bahwa pada awal penemuan listrik era Thomas Edison pun sesungguhnya telah terfikirkan betapa idealnya sistem infra-struktur penyaluran tegangan listrik yang tidak perlu bergantung pada gelaran jaringan kabel. Idea awal ini berlandaskan pada pemikiran dasar bahwa, “...humans and the vast majority of objects around us are non-magnetic in nature.”

Diungkapkan pula oleh para ahli bahwa pada masa sekarang ini terdapat sekitar 40 milyar perangkat batere berjenis isi ulang yang diproduksi setiap tahun. Dengan upaya institusi GSMA guna menerapkan langkah pembuatan batere ponsel dengan sistem universal charger dan penerapan penyaluran listrik sistem nir-kabel “Witricity” maka disamping dampak segi efisiensi, maka akan didapatkan pula dampak positip lanjutan berupa pengurangan efek gas rumah kaca yang dikeluarkan dari rangkaian proses produksi produk ponsel dan gelaran infra-struktur listrik yang lebih ramah lingkungan.


Sumber: Sumber ragam info web. / Rizal AK


Read More......

UNESCO akan segera nyatakan Batik sebagai “Worlds Heritage” dari Indonesia.

Awal Oktober mendatang seluruh bangsa Indonesia pantas berharap bersukacita atas segera terbitnya publikasi UNESCO selaku institusi PBB untuk urusan kebudayaan yang menyatakan bahwa Batik sebagai suatu Warisan Budaya Dunia asli dari Indonesia. Pengakuan Batik sebagai warisan dunia akan lebih meningkatkan citra batik sebagai suatu produk seni adiluhung yang bersifat universal hingga pantas untuk terpelihara kelestariannya serta sekaligus mengedepankan nama baik Indonesia sebagai negara asalnya.

Dengan pengakuan UNESCO diatas maka Batik akan menjadi karya seni budaya asli dari Indonesia yang ketiga beroleh julukan “World Heritage” setelah Wayang dan Keris yang masing-masing diganjar penghargaan sebagai “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” pada tahun 2003 untuk Wayang dan Keris pada November 2005.

Pihak Indonesia sejak setahun yang silam terlebih dahulu telah mengajukan usulan perihal batik sebagai warisan budaya dunia kehadapan UNESCO bulan September 2008 yl; untuk seterusnya dibahas dalam forum kajian ilmiah urusan budaya, termasuk didalamnya melewati proses uji penolakan atau sanggahan keberatan dari sesama negara serumpun : Brunei Darussalam dan Malaysia.

Suka cita atas pengakuan Warisan Budaya dalam pengumuman UNESCO pada tgl 2 OKT mendatang seakan menjadi titik kulminasi tertinggi dan terterang atas serangkaian acara pagelaran seni budaya batik terkini baik di tanah air maupun di luar negeri yakni; Gelar Batik Nusantara 2009 yang berlangsung di JCC Jakarta akhir Agustus yl maupun kegiatan pameran koleksi batik milik Ibu dan keluarga Presiden AS Barrack Obama yang menggelar pameran batik dalam rangka memeriahkan peringatan proklamasi RI 17 Agustus yl di ibu kota AS Washington DC.

Dan jadi jelas terang benderang pula kehadapan seluruh warga dunia bahwa Batik memang produk seni budaya luhur karya leluhur bangsa Indonesia yang eksistensi telah ada sejak dahulu kala khususnya tumbuh berkembang bermula dalam khasanah seni budaya Jawa lalu meluas keseluruh Nusantara serta ke berbagai penjuru dunia.

Atas penyebaran seni budaya batik yang universal sungguh patut digarisbawahi segenap kalangan di tanah air adalah janganlah sampai perkembangan batik kontemporer masa kini kemudian kalah tertinggal dibanding karya cipta bangsa asing. Jangan pula terjadi andaikata produk batik motif tradisional di tanah air kemudian justru dijiplak negeri asing lalu diproduksi massal untuk kemudian dijual membanjiri pasar busana di tanah air dengan harga serba murah serta merta menyudutkan produk buatan perajin batik di rumah sendiri.

Adalah sungguh menggembirakan bahwa seniman Indonesia masa kini telah berhasil menciptakan karya kontemporer model “batik fraktal” dengan metode yang terbilang canggih : estetika seni dipadukan komputansi komputer. Karya cipta hasil kerja sama kelompok “Pixel People Project” berkolaborasi dengan seniman ITB dan produsen Rumah Batik Komar di Bandung menghasilkan kain batik kontemporer yang unik dan bermutu tinggi yang mulai popular sejak tahun 2007 yl. Karya cipta semacam inilah yang seakan menyambung kembali mata rantai yang terputus sejak masa keberadaan tokoh seniman batik seperti sosok maestro : seniman Iwan Tirta serta seniman lukisan batik (alm.) Amri Yahya yang berkarya cemerlang mengeksplorasi karya cipta batik hingga diakui di dunia Internasional.

Untuk menjadi pembanding yang sepantasnya maka tengoklah karya-karya seniman AS Mary Edna Fraser yang setelah dengan demikian intens menggeluti khasanah budaya dan desain batik Nusantara sejak tahun 1970-an hingga sekarang lalu mampu menciptakan bermacam desain motif batik kontemporer dengan mengaplikasikan metode fotografi modern digital imaging untuk menghasilkan rancangan seni batik kolosal dengan nilai estetika sungguh luar biasa !

Setidaknya dua karya terkini seniman AS tersebut untuk tahun 2008 yang berjudul “Iceberg” dan “Expanding Oceans” menyiratkan kepedulian terhadap kondisi lingkungan hidup : “Global Climate Change” ; yang memang adalah hasil karya kerja sama Mary Edna Fraser dengan ilmuwan Orrin Pilkey. Karya seni bermuatan Sains seperti inilah sebagai salah satu contoh yang sepantasnya perlu digali sungguh-sungguh oleh para seniman batik beserta kalangan ilmuwan untuk dipersembahkan kehadapan khalayak pencinta seni batik di tanah air.


Sumber: Sumber ragam info web. / Rizal Aachtung.


Read More......