Depdiknas Kucurkan Dana untuk Internasionalisasi 17 PTN

Yogya, KU

Tahun ini, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI menganggarkan dana milyaran rupiah untuk mendukung internasionalisasi 17 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Dana itu, menurut Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli Djalal, akan diberikan kepada 17 PTN sesuai dengan program yang diajukan masing-masing PTN dalam rangka internasionalisasi.

''Untuk UGM saja, kita berikan Rp70 miliar untuk mendukung berbagai program internasionalisasi, baik pengiriman dosen maupun program lain,'' kata Fasli saat mendampingi Dubes AS untuk Indonesia, Cameron R. Hume, berkunjung ke American Corner, Perpustakaan UGM, Rabu (20/5). Dirjen Dikti Depdiknas, Fasli DjalalDiakui Fasli, selama ini baru sekitar 3 PTN yang berhasil masuk ke dalam daftar top perguruan tinggi tingkat dunia. Ketiga PTN itu adalah UGM, ITB, dan UI. Setelah itu, disusul dengan empat PTN lain yang masuk peringkat 500 besar perguruan tinggi di dunia, yaitu IPB, Unair, Undip, dan Universitas Brawijaya.

''Selain tujuh PTN itu, kita targetkan sepuluh PTN lain yang melakukan internasionalisasi sehingga tahun ini ada 17 PTN yang kita harapkan bisa masuk peringkat internasional,'' tandasnya. Sepuluh PTN tersebut, antara lain, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Andalas.

Beberapa program internasionalisasi yang didanai oleh Depdiknas, antara lain, pertukaran dosen dengan perguruan tinggi internasional, mengundang pemenang hadiah nobel, pertemuan internasional, dan pertukaran mahasiswa. “Dana tersebut berdasarkan program yang akan dilaksanakan dan kesiapan mereka,” katanya.

Selain memberikan dana internasionalisasi ke perguruan tinggi, Depdiknas juga menyiapkan dana untuk pengembangan penelitian, baik mahasiswa maupun dosen. Untuk penelitian mahasiswa, Depdiknas menyiapkan dana 500 juta rupiah per tahun. Di samping itu, untuk pengembangan bakat dan minat dianggarkan Rp1 miliar, serta masih ada beberapa dana lainnya.

“Untuk UGM, bantuan penelitian untuk mahasiswa yang langsung bisa dipakai oleh mahasiswa minimal 500 juta per tahun. Satu miliar untuk program pengembangan bakat minat dan potensi,” jelasnya.

Selain itu, Depdiknas juga mendukung kegiatan mahasiswa yang peduli dengan isu global warming dan lingkungan. Mahasiswa dapat berbicara di tingkat internasional berdasarkan kegiatan konkret yang dilakukan sebelumnya.

Walaupun mendukung internasionalisasi perguruan tinggi, imbuh Fasli, pihaknya tidak mematok seluruh perguruan tinggi untuk melakukan internasionalisasi. ''Yang penting bagaimana perguruan tinggi itu menjawab berbagai permasalahan dan kebutuhan bangsa ini,” katanya.

Ditambahkannya, internasionalisasi bukan pekerjaan mudah, harus ada yang dilakukan secara terus menerus. Komponen yang paling penting adalah dukungan dari mahasiswa. Bila mahasiswa tidak punya visi untuk internasionalisasi, apapun program yang ditawarkan tidak akan direspon dan diikuti.

“Kalau di UGM, justru mahasiswa sendiri yang mendesak karena mereka sendiri yang ikut program internasional dan Dikti dan UGM ikut mendukung dan banyak dari model-model dari UGM ini yang ditiru di tempat lain. Ini yang kita kembangkan, siapa yang mau maju akan difasilitasi,” ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

0 komentar:

Posting Komentar